Friday, February 6, 2009

Nasib anak baru

Jadi, di tempat saya bekerja terhitung tinggal tujuh orang yang masih single. Data yang berhasil dikumpulkan oleh bagian HRD. Salah satu anggota dari "single club' tersebut tentunya adalah saya.
Nasib saya belum beruntung. Semoga suatu saat keberuntungan itu kan datang pada saya.

Suatu hari temen saya buzz saya lewat YM, dia tanya resolusi apa yang akan saya lakukan setelah ulang tahun saya ke-28. ça va arriver plus tard!! Saya bilang ke dia, saya belum ada resolusi apapun, waktu itu saya barusan menerima rapor kinerja di tempat saya bekerja. Hasilnya alhamdulillah diberi predikat baik walaupun nilai prosentase baik menurun sekitar 5% dari semester yang lalu. Ada bebera pa catatan yang saya dapatkan di dalam rapor tersebut. Catatan yang utama adalah kurang mampunya mengatur emosi dalam bekerja. Kemudian ada komentar yang menurut saya 'ga banget'. Isi komentar tersebut adalah dalam hal berpakaian antara baju dan celana sering tidak matched. Dalam hati saya bilang "orang yag kasih komentar ini benar2 sebenarnya ga tahu musti mau kasih komentar apa ke saya, jadi dia hanya tulis apa yang dia lihat secara visual". Bagian inilah yang saya tidak setuju. Memang saya tidak bisa langsung bilang ke orangnya langsung. Jadi sistem penilaian ini diberikan oleh rekan-rekan kerja satu divisi. Saya bertanya dalam hati siapa ya yang kasih komentar ini?.

Di divisi saya ada empat orang. Memang tidak disebutkan siapa yang mengisi ini or itu. Sudah dirangkum dalam sistem penilaian dan ada catatan/komentar di tiap poin yang dinilai. Dalam hal pakaian tentu saja saya deny dg komentar tadi. Lah...kita ada seragam kok tiap hari. Okay, kalopun saya beda pas hari senin karena memang saya belum diberi seragam. saya masih tergolong baru. Seragam hari Senin adalah biru tua, saya pakai blazer hitam dengan celana abu-abu atau putih tulang. Bagi saya variasi baju saya fine lah. dan itu cocok juga.
Ada hal lain lagi, si komentator ini juga bilang saya kalo datang selalu pagi dan sering sarapan di kantor. Pliss dehh!! saya bilang most of my colleague kalo ga sempet sarapan mereka bawa sarapan ke kantor dan kita bergantian makan. So, what's wrong with it? Kalo pun itu salah, koordinator saya ga komplain kok. Dia juga sering bawa sarapan ke kantor.

Ada beberapa komentar lagi yang waktu itu saya terkaget-kaget. Ada juga salah satu komentar mengatakan (saya juga tidak mau berasumsi siapa orangnya karena saya tidak tahu yang mana yang mengisi). Sdr. Wieda sering mengeluhkan banyaknya pekerjaan yang ditangani. Semua memiliki pekerjaan masing-masing yang harus ditangani. Jadi YBS harus bisa mengelola pekerjaan yang dibebankan padanya dengan baik. Dalam hati saya bilang okay...catatan perbaikan untuk saya ke depannya. Saya sadar sekarang bahwa saya harus lebih berhati-hati, jangan waton sambat ro kanca!!!. Jujur saya tidak pernah mau menjatuhkan temen kerja karena saya punya prinsip bahwa jangan sampai saya "ngethok wetenge liyan". Kehilangan rejeki kan bisa gawat to!.

Saya tersadar ternyata penilaian antara temen sedivisi ini objektif bahkan terlalu objektif menurut saya. Bukan berarti saya bujuk temen saya untuk kasih penilaian yang selalu baik. walaupun di beberapa divisi praktek semacam itu ada juga. Hal tersebut tidak berlaku di divisi saya. Dan lucunya divisi saya cuma berempat dg saya sedangkan di divisi lain ada yang 12, 7, 18 nah kan variant yang didapat kan beda. Sekali saya dinilai jelek, kan nilai-nya turun banyak. E...do...do!!! Okay baiklah..saya akan lebih baik ke depannya.

Yah...harus lebih berhati-hati sekarang, maklum saya bekerja dengan bapak, ibu, mas, mbak dengan berbagai latar belakang. Dulunya mereka PNS banget sekarang transisi ke swasta. Jadi banyak yang 'mbengok' tidak terima. Saya harus pandai menyesuaikan diri dan saya harap orang lain juga mulai belajar menyesuaikan dengan saya. Masak saya yang selalu menyesuaikan tetapi yang lain maunya diturut aja. Tidak lah!! Tidak bisa berjalan dan suasana kerja bakal 'mawut'.

No comments: